Loading...
Sekolah Adiwiyata
Madrasah Riset

BERITA

Hari Kedua Seminar, MTsN 1 Agam Mantapkan KBC, Tekankan Pentingnya Meta Kognisi dan C6

02 Aug 2025

Bukittinggi, Humas--Hari kedua Workshop Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran Mendalam yang digelar MTsN 1 Agam di Pusako Hotel kembali menghadirkan materi yang mendalam tentang perubahan mindset pendidik. 

Kegiatan ini mengusung tema “Menumbuhkan Karakter, Merawat Potensi: Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran.”

Kegiatan ini juga didasari oleh Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025, yang menegaskan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning red.) sebagai strategi utama untuk memperkuat karakter dan kompetensi siswa secara holistik .

Pada sesi awal, Pengawas Madrasah Kemenag Kabupaten Agam, Febrial, kembali menegaskan pentingnya setiap guru dan pegawai dalam memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing agar tercipta lingkungan pendidikan yang mendukung semangat kurikulum berbasis cinta.

Selanjutnya, materi inti disampaikan oleh Pemateri Nasional, Darwin, yangbjuga merupakan Wakil Kepala Bidang Akademing di MAN Insan Cendekia Padang Pariaman, dalam penyampaiannya ia memberikan dorongan kuat bagi guru untuk keluar dari zona nyaman pengajaran level C3. Ia menekankan bahwa ujian masuk universitas atau sekolah elit kini membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai level C5 hingga C6.

“Guru-guru terlalu puas sampai sebatas CP hingga C3 dan tidak mau mengimprovisasi, padahal ujian yang akan dilalui anak. nanti sampai menyentuh C5 dan C6,” ujarnya.

Darwin juga menekankan pentingnya penanaman kesadaran meta kognitif pada siswa agar mereka menyadari secara bawah sadar mengapa materi yang dipelajari itu penting bagi kehidupan mereka. Dengan pendekatan ini, belajar bukan sekadar menghafal, melainkan memahami, menerapkan, dan merefleksikan. 

Dengan penyampaian mendalam, komunikatif, dan memancing diskusi kritis antar peserta.

Ia juga mengingatkan bahwa di madrasah, Kurikulum Berbasis Cinta memiliki kekhasan tersendiri: selain delapan karakter utama yang berlaku secara nasional, terdapat enam karakter tambahan khas madrasah sehingga total karakter yang dibentuk mencapai 14. Penambahan ini bertujuan memperkuat identitas keislaman dan moral peserta didik, sekaligus menjawab tantangan karakter generasi saat ini di era digital.

Workshop hari kedua berlangsung intens tetapi tetap menyenangkan, acara dipenuhi sesi diskusi, pertanyaan kritis, dan refleksi bersama. Menyadari waktu yang terbatas, Kepala MTsN 1 Agam menyampaikan apresiasi sekaligus harapan:

“Alhamdulillah, terima kasih kita ucapkan kepada Pak Darwin. InsyaAllah, apa yang telah beliau sampaikan menjadi komitmen kita bersama. Kita sepakat bahwa workshop dua hari ini menjadi titik tolak untuk mengubah mindset. Jika memungkinkan, kami berharap suatu saat Pak Darwin bisa hadir kembali untuk memberikan materi lanjutan yang lebih mendalam,” ungkapnya. (M. Situmeang)


Leave a Reply